Saturday, September 23, 2006

[General Info] Pematang Siantar,Kota Tercinta




Kota Pematang Siantar
adalah salah satu
kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Pematang Siantar terletak pada kedudukan yang strategik dilintasi oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Luas kota ini ialah 79.97 km2 dan berpenduduk seramai 240,787 orang (2000).


Kota Pematang Siantar yang hanya berjarak 128 km dari Medan dan 52 km dari Parapat sering menjadi kota perlintasan bagi pelancong yang hendak ke Danau Toba. Sebagai kota pusat pelancongan di daerah sekitarnya, kota ini memiliki 8 hotel berbintang, 10 hotel melati dan 268 restoran. Di kota ini masih terdapat banyak sepeda motor BSA model lama sebagai becak bermesin yang menimbulkan bunyi yang keras.


Pematang Siantar walau berstatus kota, namun kini masih menjadi ibukota Kabupaten Simalungun. Pada tahun 2006, ibukota Kabupaten Simalungun direncanakan akan dipindahkan secara rasmi ke Pematangraya.


Naib Presiden Republik Indonesia yang ke-3 Adam Malik, lahir di kota ini pada 22 Julai 1917. Kota ini pernah menerima Piala Adipura pada tahun 1993 atas kebersihan dan kelestarian lingkungan kotanya. Sementara itu, kerana ketertiban pengaturan lalu lintasnya, kota ini juga meraih penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha pada tahun 1996, namun sayang dengan perkembangan kota hingga tahun 2006, pengaturan izin trayek angkutan kota sepertinya tidak mempunyai konsep yang jelas sehingga keadaan lalulintas semrawut dan hal ini diperparah oleh sikap masyarakat yang cenderung tidak tertib lalulintas, sehingga melanggar lampu isyarat menjadi hal yang lazim di kota ini.


Sektor industri merupakan tunjang kepada ekonomi kota yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Simalungun ini. Terdapat industri yang besar dan sederhana. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang mencapai Rp 1,69 trilion, pangsa pasar industri mencapai 38.18 % atau Rp 646 milyar. Sektor perdagangan, hotel dan restoran berada pada urutan kedua, dengan sumbangan 22.77 % atau Rp 385 milyar.


Kota Pematang Siantar terdiri dari 6 kecamatan iaitu:



  1. Siantar Barat
  2. Siantar Marihat
  3. Siantar Martoba
  4. Siantar Selatan
  5. Siantar Timur
  6. Siantar Utara

Di kota Pematang Siantar terdapat Sekolah Tinggi Theologia HKBP, yang kampusnya terletak di No 6, Jln Sangnawaluh. Juga terdapat Universiti Sultan Agung. Terdapat juga sekolah-sekolah swasta besar seperti Methodist, Sultan Agung dan Kalam Kudus. Sekolah sekolah swasta tersebut telah menghasilkan murid-murid berprestasi yang bertanding di pentas sukan nasional dan juga PON.


***************************************


Pematang Siantar is a small town located 128 km southeast of Medan, in the province of North Sumatra, Indonesia.


On the way, you will pass through many rubber, cocoa, palm, oil, tobacco and tea plantations. This is the richest part of North Sumatra, because these plantations produce the main export commodities.



Then onward to Lake Toba you will see a vast stretch of land covered with thick forests, plantations, terraced ricefields, lush vegetation, blue and green hills and mountains.


 It is also the second largest city in North Sumatra. Situated about 400m above the sea level, Pematang Siantar has a relatively cool climate compared to Medan.


The most developed part of the town is along the streets Jalan Merdeka and Jalan Sutomo.


Majority of the populations are Bataks while Javanese, Chinese and Indian form the minority.


 


source from http://en.wikipedia.org/wiki/Siantar & http://www.indonext.com/report/report245.html



pic by Kristupa Saragih

Mau tau.. cemmana becak di Kampungku Pematang Siantar?
Becak di sana semuanya Peninggalan Perang Dunia II. Becak disana dulunya adalah kendaraan perang. Mereknya rata-rata BSA, Norton, BMW, dan Harley Davidson.

Karna itu.. banyak orang yang soor.. dan beli becanya. Karna jumlahnya makin berkurang, akhirnya PEMDA bikin peraturan, gak boleh dijual keluar wilayah Pematang Siantar. Baguslah.. Untuk Melestarikan.  ----- source
http://blog.360.yahoo.com/blog-2Aoh.nojdL6vhzticAob?p=43


 


other article :


BAGI para penggemar otomotif antik, sepeda motor yang digunakan sebagai alat penggerak transportasi angkutan roda tiga (becak) di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara, bisa jadi "menggelitik" keinginan untuk mengoleksi. Sepeda motor BSA buatan Inggris, yang-menurut penduduk setempat-dijadikan alat berperang oleh tentara Inggris di Jawa pada Perang Dunia II, menjadi collector items yang menarik. Selain langka, rata-rata usia motor 60 tahun. Motor yang saat ini berjumlah sekitar 200 unit itu ada yang dibuat tahun 1941, 1948, 1952, dan yang lebih "gres" buatan tahun 1956.


Becak di Kota Pematang Siantar yang luas wilayahnya 79,97 kilometer persegi ini memang berbeda dengan becak di kota-kota lain. Berada pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut dengan permukaan tanah yang berbukit-bukit, menyebabkan jalan-jalan di kota ini menurun dan mendaki. Dengan kondisi seperti ini becak dayung sulit digunakan. Akhirnya kendaraan roda tiga itu dimodifikasi dengan "menempelkan" sepeda motor BSA di sisi kanan becak sebagai tenaga penggerak. Becak bermotor yang dijadikan alat transportasi sejak tahun 1960-an ini kemudian menjadi ciri khas dan daya tarik bagi wisatawan, meskipun saat ini berangsur-angsur tersingkir oleh mobil penumpang (mopen) yang beroperasi hingga larut malam.


Kota Pematang Siantar bukan hanya diingat karena keunikan becaknya. Di kota ini pada tanggal 22 Juli 1917 lahir wakil presiden ketiga di republik ini yang memiliki reputasi internasional, Adam Malik (almarhum). Dalam bidang pemerintahan, kota yang berumur 130 tahun pada tanggal 24 April 2001, pernah menerima Piala Adipura pada tahun 1993 atas kebersihan dan kelestarian lingkungan kotanya. Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu lintasnya, kota ini pun meraih penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha pada tahun 1996.


Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000, Pematang Siantar berpenduduk 240.831 jiwa yang menjadikannya kota kedua terbesar setelah Medan, ibu kota Sumatera Utara. Penduduknya termasuk heterogen dengan 49,6 persen dari etnis Toba, 14,2 persen dari etnis Jawa dan 11,43 persen dari etnis Simalungun. Etnis lain kurang dari 10 persen masing-masing dari Melayu, Mandailing, Cina, Minang, Karo, dan lain-lain. Dari jumlah penduduk tersebut, terdapat angkatan kerja sekitar 85.000 jiwa dengan 86 persen yang bekerja.


Sektor industri yang menjadi tulang punggung perekonomian kota yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Simalungun ini adalah industri besar dan sedang. Dari total kegiatan ekonomi di tahun 1999 yang mencapai Rp 1,5 trilyun, pangsa sektor industri mencapai 38 persen atau Rp 593 milyar. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyusul di urutan kedua, dengan sumbangan 22 persen atau Rp 335 milyar. Dari ketiga kegiatan di sektor ini, subsektor perdagangan memberikan pemasukan sampai Rp 300 milyar.


Hasil industri andalan Kota Pematang Siantar adalah rokok putih filter dan nonfilter serta tepung tapioka. Pada tahun 2000, dengan tenaga kerja sebanyak 2.700 orang, NV Sumatra Tobacco Trading Company (STTC) *** this company is located in front of my parents' house!!! GUEDEEEEEEEEEE BANGET!!!! Kebetulan kamar Mei2 di lantai atas,bisa ngeliat jelas area STTC nya dari seberang ). produsen rokok yang berdiri sejak 1952, menghasilkan 11,06 milyar batang rokok putih filter dan 75 juta batang rokok putih nonfilter.


Dari seluruh hasil produksi rokok filter tersebut, 88,14 persen dijual ke luar negeri terutama ke Malaysia, negara-negara Timur Tengah dan Asia Timur, dengan nilai ekspor mencapai Rp 345 juta. Sisanya sebesar 11,86 persen rokok putih filter dan seluruh hasil produksi rokok putih nonfilter dijual di da-lam negeri dengan nilai penjualan mencapai Rp 83 milyar.


Sementara itu, Taiwan menjadi negara tujuan penjualan tepung tapioka yang diproduksi kota ini. Tahun lalu, volume ekspor tepung tapioka mencapai 3,8 ton dan tepung Modified Starch mencapai 2,7 ton. Keseluruhan nilai penjualan ekspor kedua jenis komoditas ini mencapai Rp 12,9 milyar.


Kota Pematang Siantar yang hanya berjarak 52 km dari Prapat sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak ke Danau Toba. Sebagai kota penunjang pariwisata di daerah sekitarnya, kota ini memiliki dua hotel berbintang, 10 hotel melati, dan 268 restoran. Dari pajak hotel dan restoran selama tahun 2000 pemerintah memperoleh pemasukan sekitar Rp 435 juta.


Pematang Siantar yang tahun 1970-an mendapat julukan sebagai kota pelajar di Provinsi Sumatera Utara, sampai saat ini masih dihadapkan pada permasalahan pemenuhan kebutuhan air bersih dan tambahan sambungan telepon. PDAM Tirta Uli yang melayani kebutuhan air bersih masyarakat kota ini, hanya mampu melayani 41.000 pelanggan dari 50.000 pelanggan potensial yang ada. Sementara itu untuk telekomunikasi, saluran telepon dari Sentral Pmsc (Pematang Siantar Cen-trum) yang berjumlah 14.642 SST dan Sentral Pmsr (Pematang Siantar Rambung Merah) yang berjumlah 2.672 SST masih dirasakan kurang.


Jika Pemerintah Kota Pematang Siantar dapat memenuhi kebutuhan akan sarana air bersih dan sarana telekomunikasi, maka sarana pendukung pariwisata seperti hotel dapat lebih berkembang. Dengan demikian Pematang Siantar diharapkan bisa meningkatkan dirinya dari kota perlintasan wisatawan menjadi kota persinggahan wisatawan. (BE Julianery/Litbang Kompassource http://www.kompas.com/kompas-cetak/0104/24/nasional/kota08.htm


 


15 comments:

  1. hmmm malem2 gini dapet pelajaran sejarah nih dr bu guru, thanks utk infonya ya bu, moga2 suatu hari aye bisa mampir kesana.

    ReplyDelete
  2. you're welcome,Wi.Iseng2 aja.Lagi homesick,jadi ya itung2 menghilangkan rasa rindu,ngebahas kota tercinta deh.^__^. Kok blm tidur ?

    ReplyDelete
  3. asyik dapat pelajaran ilmu bumi .... makasih ya , secaranya aku gak gitu tau sih daerah ini...

    ReplyDelete
  4. hehehe.....lagi rindu sama tanah kelahiran ya Mei?

    ReplyDelete
  5. gw tebak, ini masih homesick ya? ^__^
    kalo siantar sih gw mah minta bakmi siantar aja Mei..ga banyak-banyak...sebungkus aja!

    ReplyDelete
  6. dah lama gak denger orang dengan bahasa gini...

    wah....kangen.....

    ReplyDelete
  7. Bakmi jln Surabaya is the besttttttttt.^___^.Nanti bungkusnya aja yg yg dibawa plg . :P

    ReplyDelete
  8. Bahasa Siantar ya.Becak Siantar tiada duanya.hihihihihi

    ReplyDelete
  9. si eda lagi rindu pulkam yah.......?????

    ReplyDelete
  10. Banget,da.Udh gak sabaran ini mo plg rasanya.Heheheheheh

    ReplyDelete
  11. mo nanya nih,dari medan ke p.siantar naik kendaraan apa...?

    ReplyDelete
  12. mo nanya nih,dari medan ke p.siantar naik kendaraan apa...?

    ReplyDelete
  13. Alo.. naik bus bisa tuh.Bnyk bus yg dari MES- PMS,Intra salah satunya. Pake AC juga.Ada taxi, sktr 50 rb. Kalo bus jauh lbh murah. Naik KA jadwalnya cuma 1x doank ke Siantar.Lbh lama.

    Have fun ya kalo main ke Siantar.

    ReplyDelete